Antologi Puisi Arifin Basri

 
Siswa kelas X 

BUNGA HATI

Engkau adalah bunga yang indah,

Sudah sekian lama kutanam dalam taman hati.

Hanya engkaulah yang dapat tumbuh dan beradaptasi.

Setiap hari kusiram dengan butiran kata-kata manis.

Walau  semilir angin datang silih berganti, 

Dan meninggalkan cerita tentang bibit yang baru. 

Namun taman hatiku, seolah enggan untuk membiarkannya tumbuh. 

Aku takut engkau layu,

Dan mencari taman yang baru.

Tetaplah bertumbuh hingga meninggalkan  tunas yang baru.


PERGI

Seandainya engkau seperti ombak,

Pergi dan tau kapan kembali.

Akan banyak kisah yang kulukiskan.

Namun takdir tak bisa berpaling.

Engkau melangkah bak air dari hulu menuju hilir. 

Meninggalkan jejak yang menjadi kenangan.

Dan menjelma menjadi luka yang tak bisa diobati.

Di sini Aku seperti orang yang kelana.

Ujung tak dapat kutempuh, 

Mencari kamu yang hanya menjadi kenangan. 

Cerita tak mungkin diulang kembali, 

Karena maut tak mungkin bernafas lagi.

Kita hanya bisa bertemu dalam fiksi,

Karena fisik hanya tinggal jiwa.

Lewat angin kukirim cerita,

Semoga kamu bahagia di alam sana.


RINDU

Dingin yang kurasakan.

Kabut menyelimuti hujan,

Bukit-bukit  menjulang tak dapat kulihat.

Tumbuh-tumbuhan berdendang ria bersama butiran hujan.

Kicauan burung menggema, mencari tempat perlindungan.

Bumi  seolah sedang bersahabat, dengan air yang mengalir di sudut mata. 

Sejuta rindu tergores di hati, meratapmu yang jauh di sana.

Aku tau, ratapan ini hanya sementara.

 Sebab kelak, kita kembali kepangkuan yang sama.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biarkan Takdir Bercerita

Peran Penting Pendidikan dalam Mendobrak Kemiskinan di NTT